loading...

Sebaiknya Tengku Zulkarnain Coba Hidup di Hutan, Supaya Merasakan Rasanya Tanpa Infrastruktur ?

loading...



Politik
Kita tentu ingat ceramah dari Tengku Zulkarnain sewaktu di panggung reuni 212. Ia menyindir terkait pembangunan yang dilakukan oleh Jokowi. Ia mengatakan penjajahpun melakukan pembangunan jalan raya.

Teungku Zulkarnain tersebut diyakini oleh peserta reuni 212 sebagai ustadz yang bisa dijadikan pedoman apa yang diucapkannya. Pengikutnya mendengarkan perkataan sang ustadz karena menganggap perkataan sang ustadz itu berisi dengan kebaikan dan hal-hal yang benar.


Kalau terkait ceramah-ceramah agama yang disampaikan oleh Tengku Zulkarnain, saya gak akan pernah mengkomentarinya, karena itu terkait dengan agama, jadi biarkan orang-orang yang berkompeten saja yang mengkomentari ceramah agamanya si Ustadz.

Karena sang ustadz bukan ceramah tentang agama, tetapi dia ceramah tentang politik dan infrastruktur, jadi boleh dong saya mengkomentari apa yang disampaikan oleh ustadz tersebut.

Sang ustadz bicara mengenai infrastruktur yang dianggap penjajahpun bisa melakukannya. Hal itu tentu dimaksudkan untuk menyindir Jokowi yang gencar membangun infrastruktur. Secara gak langsung Tengku menganggap pembangunan itu bisa dilakukan oleh siapa saja.

Sekarang mari kita buktikan kalau pembangunan itu bisa dilakukan oleh siapa saja, kita lihat pemerintahan Orde Baru, apakah di zaman mertuanya Prabowo tersebut pembangunan di Indonesia sudah merata? Kalau pembangunan sudah merata, pasti saat ini Jokowi gak perlu pusing-pusing mengejar pembangunan infrastruktur yang jadi dasar fundamental ekonomi.

Atau kita lihat di zaman SBY yang sudah dua priode memimpin Indonesia. Kalau pembangunan itu mudah dan bisa dilakukan oleh siapa saja, maka gak akan ada waduk mangkrak, jalan yang mangkrak karena belum selesai pembangunannya dan candi hambalang yang juga mangkrak.

Hal itu menunjukkan bahwa pembangunan gak gampang dilakukan, karena membangun itu gak sekedar membangun, tetapi butuh dana, selain itu butuh juga orang yang tulus dan ikhlas supaya duitnya gak dikorupsi.

Kalau pernyataan Tengku Zulkarnain itu dipercayai oleh para pengikutnya, maka kita tidak kaget kalau selama ini banyak yang menganggap pembangunan infrastruktur itu bukanlah prestasi yang dilakukan oleh Jokowi, karena mereka menganggap, penjajah pun bisa melakukan hal tersebut, meskipun pada kenyataannya, dari zaman orde baru hingga zaman SBY, Papua gak tersentuh sama sekali terkait infrastruktur.

Dengan meremehkan pembangunan yang dilakukan oleh Jokowi, Tengku Zulkarnain seolah-olah menganggap infrastruktur itu gak penting, sehingga ia menghina terkait pembangunan infrastruktur yang dilakukan oleh Jokowi.


Seharusnya Tengku Zulkarnain disuruh main ke Papua, terus pergi ke pelosok desa yang infrastrukturnya masih buruk, jalannya masih buruk, lalu tinggal di sana untuk satu bulan saja, baru setelah itu berkomentar tentang penting gaknya infrastruktur, terutama jalan.

Kalau mau lebih mengena lagi, harusnya Tengku Zulkarnain mencoba hidup di hutan saja untuk membuktikan pada kita semua, bahwa infrastruktur itu gak penting bagi kehidupan dan fundamental ekonomi.

Sebenarnya sederhana sekali untuk mengetahui penting tidaknya infrastruktur bagi kehidupan kita, tetapi mengapa masih saja ada orang-orang yang berada di kubu Prabowo mengkritisi tentang pembangunan infrastruktur.

Kalau kubu oposisi mau mengkritik Jokowi, saya sangat senang jika hal yang dikritik tersebut memang layak dikritik, dan sesuai dengan data dan fakta yang ada dilapangan, jangan sok mengkritik tapi datanya salah, seperti yang dilakukan Prabowo ketika mengkritik pembangunan LRT Palembang, alih-alih ingin mengkritik pemerintah dan bahkan menuduh pemerintah melakukan markup, tetapi justru data yang diperolehnya dari Anies Baswedan salah besar.

Menurut saya, terserah kubu oposisi mau mengkritik apapun itu, yang penting jangan nyinyir soal infrastruktur, karena itu menyesatkan dan sama saja ingin memperbodoh rakyat yang percaya pada perkataan seorang yang dianggap tokoh.

Mestinya Tengku Zulkarnaen jalan-jalan dan bertemu petani dan bertanya pada mereka, apakah bendungan yang dibangun pak Jokowi berguna gak bagi mereka. Terus dia juga tanya pada petani, apakah dana desa yang digunakan untuk membangun jalan di desa berguna bagi mereka atau gak. Masih seputaran petani, coba tanyakan lagi pada petani apakah jalan yang bagus membantu mereka dalam mendistribusikan hasil pertaniannya atau tidak.

Kalau Zulkarnaen membahas jalan tol yang bayar, jalan tol itu kalau gak bayar siapa yang mau ngurusi dan maintenance. Dan ingat, selain Jokowi membangun tol berbayar, Jokowi pun membangun jalan tak berbayar. Udah ah, itu aja…



#JokowiLagi


0 Response to "Sebaiknya Tengku Zulkarnain Coba Hidup di Hutan, Supaya Merasakan Rasanya Tanpa Infrastruktur ?"

Posting Komentar